Narasumber
: Dr. Seto Mulyadi, M.Psi, Psikolog
Tema
: Peran Sekolah dan Keluarga
Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Pada
dasarnya semua anak memiliki kecerdasan yang sama. Hanya saja mereka cerdas
dibidang yang berbeda-beda. Pendidikan anak sebenarnya berawal dari dalam
kandungan, melalui dongeng yang dibacakan orang tua atau dalam bentuk lain.
Namun, saat ini anak yang masih usia dini sudah dipaksa untuk belajar di
sekolah. Padahal, anak usia dini masih pada tahap perkembangan awal yang seharusnya
diisi dengan bermain bukan belajar di sekolah. Justru melalui bermain anak usia
dini dapat belajar mengenal segalanya bukan seperti sekarang yang dipaksa untuk
mencari informasi. Anak yang dipaksa untuk sekolah menyebabkan anak trauma
untuk pergi ke sekolah, misalnya mereka menjadi malas ke sekolah dan lain-lain.
Kurkulum
yang ada di Indonesia sangat padat. Dalam kurikulum seharusnya bernuansa
pendidikan karakter. Karena pendidikan karakterlah yang sangat penting untuk
diterapkan. Standar isi dalam pendidikan memuat etika, estetika, iptek,
nasionalisme, dan kesehatan/olahraga. Pendidikan yang ada di sekolah seharusnya
disampaikan dengan penuh kasih sayang sehingga anak akan merasa senang dalam
belajar. Apabila seorang anak tidak senang dalam belajar kemungkinan karena
faktor lingkungan yang tidak mendukung anak tersebut dalam belajar. Belajar
yang efektif adalah belajar dalam suasana yang gembira (menyenangkan).
Pada
dasarnya semua anak itu baik. Mereka akan memiliki sifat ataupun sikap yang
tidak baik karena faktor lingkungan yang mempengaruhi mereka. Seperti lingkungan
keluarga yang melakukan kekerasan kepada anak. Mungkin mereka berfikir bahwa
mendidik anak melalui kekerasan menjadi jalan terbaik. Namun, hal tersebut
justru membuat anak tidak dapat berkembang dengan baik karena lingkungan yang
dekat dengan mereka memberikan pengaruh yang negatif. Mendidik seorang anak
harusnya dengan cinta yaitu dengan senyum dan hati nurani yang baik. Dalam
mengajar anak, orang tua maupun guru dapat melihat dari tipe kecerdasan anak
tersebut. Sehingga apa yang diajarkan dapat diserap dengan baik. Misalnya saja
dengan mengkaitkan dengan lagu-lagu sehingga anak akan senang dalam belajar.
Kekerasan
oleh media elektronik adalah kekerasan yang sangat berpengaruh pada anak.
Terlebih saat ini, anak yang masih usia dini sudah dikenalkan dengan gadget
atau media elektronik lain yang memberikan konten negatif kepada anak. Masalah
lain seperti iklan dan sinetron yang lebih mendominasi tayangan.
Masalah-masalah tersebut muncul karena berkurangnya fungsi keluarga dan sekolah
sebagai pengontrol anak. Hal tersebut terjadi karena orang tua yang sibuk
sehingga tidak ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu,
adanya tuntutan yang terlalu tinggi, kekerasan terhadap anak, tidak tahu
potensi anak, ambisi orang tua dan guru, serta adanya diskriminasi. Pada
akhirnya akan terjadi perilaku yang menyimpang antara lain bullying, tawuran,
perkosaan, pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerasan, narkoba, seks bebas,
pelacuran remaja, dan membolos sekolah.
Untuk
menghindari masalah-masalah tersebut maka perlu mengembangkan komunikasi yang
efektif dengan anak dari kecil, seperti makan bersama dengan keluarga,
mendampingi anak saat belajar, dan lain-lain. Padukan belajar anak mulai
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada dasarnya semua anak unik, otentik,
dan tidak terbandingkan. Berikanlah apresiasi kepada anak agar menjadi motivasi
bagi anak untuk terus belajar. Anak bukanlah orang dewasa mini jadi jangan
meluapkan emosi pada anak. Salurkan emosi tersebut pada sesuatu yang tepat atau
bahkan dapat bermanfaat. Dunia anak adalah dunia bermain. Anak pada dasarnya
kreatif sehingga sebagai orang tua seharusnya mengarahkan agar kreativitas anak
tersalurkan dengan tepat. Oleh karena itu, sistem pendidik harus lebih
menghargai kreativitas. Selain itu, jangan pernah melupakan peran seorang ayah.
Kreativitas
seorang anak merupakan suatu kecerdasan yang dimiliki olehnya. Setiap anak
memiliki kecerdasan yang berbeda. Terdapat delapan macam kecerdasan yang
dimiliki anak yaitu cerdas angka, cerdas kata, cerdas gambar, cerdas musik,
cerdas tubuh, cerdas tumbuhan, cerdas diri, dan cerdas sosial. Selain
kreativitas, sistem pendidikan yang ada juga harus mengedepankan pendidikan
karakter.
Dengan
adanya pendidikan diharapkan hak-hak anak harus terpenuhi. Hak tersebut
meliputi hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi.
Menghadapi anak tidak harus melalui kekerasan. Kunci sukses dalam menghadapi
anak adalah kreatif. Lagu anak-anak Indonesia saat ini sudah mulai berkurang. Sebisa
mungkin biasakan anak untuk tidur siang karena itu penting bagi anak.
Anak
pada dasarnya senang bergerak. Belajar lebih efektif apabila terdapat hiburan,
permainan, warna warni, berfikir positif, badan segar, dan emosi yang sehat.
Kiat hidup sehat adalah dengan gembira.
G :
Gerak
E :
Emosi Cerdas
M :
Makanan Sehat
B :
Berdoa/Beribadah
I :
Istirahat yang Cukup
R :
Rukun dan Ramah
A :
Amal Sholeh
Jurus kiat untuk mendidik
anak adalah komitmen yang kuat, peduli kepada anak, dan lain sebagainya.
Pendidik yang profesional yaitu penyanyi, pendongeng, seniman, pelawak,
pesulap, ilmuwan, dan sebagainya. Apabila orang tua dan guru kreatif maka anak
akan menjadi kreatif juga. 70% orang tua belum mampu mengasuh anak dengan
metode sekarang. Karakter adalah contoh pendidikan yang nyaman. Jangan sampai
ada kekerasan terhadap anak. Semua anak butuh bahagia yaitu dengan mendidik
penuh cinta. Pendidikan anak dari keluarga dan sekolah adalah yang utama.
0 komentar:
Posting Komentar