Minggu, 21 April 2019

PERAN SEKOLAH DAN KELUARGA DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

0 komentar


Narasumber     : Dr. Seto Mulyadi, M.Psi, Psikolog
Tema               : Peran Sekolah dan Keluarga Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Pada dasarnya semua anak memiliki kecerdasan yang sama. Hanya saja mereka cerdas dibidang yang berbeda-beda. Pendidikan anak sebenarnya berawal dari dalam kandungan, melalui dongeng yang dibacakan orang tua atau dalam bentuk lain. Namun, saat ini anak yang masih usia dini sudah dipaksa untuk belajar di sekolah. Padahal, anak usia dini masih pada tahap perkembangan awal yang seharusnya diisi dengan bermain bukan belajar di sekolah. Justru melalui bermain anak usia dini dapat belajar mengenal segalanya bukan seperti sekarang yang dipaksa untuk mencari informasi. Anak yang dipaksa untuk sekolah menyebabkan anak trauma untuk pergi ke sekolah, misalnya mereka menjadi malas ke sekolah dan lain-lain.
Kurkulum yang ada di Indonesia sangat padat. Dalam kurikulum seharusnya bernuansa pendidikan karakter. Karena pendidikan karakterlah yang sangat penting untuk diterapkan. Standar isi dalam pendidikan memuat etika, estetika, iptek, nasionalisme, dan kesehatan/olahraga. Pendidikan yang ada di sekolah seharusnya disampaikan dengan penuh kasih sayang sehingga anak akan merasa senang dalam belajar. Apabila seorang anak tidak senang dalam belajar kemungkinan karena faktor lingkungan yang tidak mendukung anak tersebut dalam belajar. Belajar yang efektif adalah belajar dalam suasana yang gembira (menyenangkan).
Pada dasarnya semua anak itu baik. Mereka akan memiliki sifat ataupun sikap yang tidak baik karena faktor lingkungan yang mempengaruhi mereka. Seperti lingkungan keluarga yang melakukan kekerasan kepada anak. Mungkin mereka berfikir bahwa mendidik anak melalui kekerasan menjadi jalan terbaik. Namun, hal tersebut justru membuat anak tidak dapat berkembang dengan baik karena lingkungan yang dekat dengan mereka memberikan pengaruh yang negatif. Mendidik seorang anak harusnya dengan cinta yaitu dengan senyum dan hati nurani yang baik. Dalam mengajar anak, orang tua maupun guru dapat melihat dari tipe kecerdasan anak tersebut. Sehingga apa yang diajarkan dapat diserap dengan baik. Misalnya saja dengan mengkaitkan dengan lagu-lagu sehingga anak akan senang dalam belajar.
Kekerasan oleh media elektronik adalah kekerasan yang sangat berpengaruh pada anak. Terlebih saat ini, anak yang masih usia dini sudah dikenalkan dengan gadget atau media elektronik lain yang memberikan konten negatif kepada anak. Masalah lain seperti iklan dan sinetron yang lebih mendominasi tayangan. Masalah-masalah tersebut muncul karena berkurangnya fungsi keluarga dan sekolah sebagai pengontrol anak. Hal tersebut terjadi karena orang tua yang sibuk sehingga tidak ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu, adanya tuntutan yang terlalu tinggi, kekerasan terhadap anak, tidak tahu potensi anak, ambisi orang tua dan guru, serta adanya diskriminasi. Pada akhirnya akan terjadi perilaku yang menyimpang antara lain bullying, tawuran, perkosaan, pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerasan, narkoba, seks bebas, pelacuran remaja, dan membolos sekolah.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut maka perlu mengembangkan komunikasi yang efektif dengan anak dari kecil, seperti makan bersama dengan keluarga, mendampingi anak saat belajar, dan lain-lain. Padukan belajar anak mulai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada dasarnya semua anak unik, otentik, dan tidak terbandingkan. Berikanlah apresiasi kepada anak agar menjadi motivasi bagi anak untuk terus belajar. Anak bukanlah orang dewasa mini jadi jangan meluapkan emosi pada anak. Salurkan emosi tersebut pada sesuatu yang tepat atau bahkan dapat bermanfaat. Dunia anak adalah dunia bermain. Anak pada dasarnya kreatif sehingga sebagai orang tua seharusnya mengarahkan agar kreativitas anak tersalurkan dengan tepat. Oleh karena itu, sistem pendidik harus lebih menghargai kreativitas. Selain itu, jangan pernah melupakan peran seorang ayah.
Kreativitas seorang anak merupakan suatu kecerdasan yang dimiliki olehnya. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Terdapat delapan macam kecerdasan yang dimiliki anak yaitu cerdas angka, cerdas kata, cerdas gambar, cerdas musik, cerdas tubuh, cerdas tumbuhan, cerdas diri, dan cerdas sosial. Selain kreativitas, sistem pendidikan yang ada juga harus mengedepankan pendidikan karakter.
Dengan adanya pendidikan diharapkan hak-hak anak harus terpenuhi. Hak tersebut meliputi hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi. Menghadapi anak tidak harus melalui kekerasan. Kunci sukses dalam menghadapi anak adalah kreatif. Lagu anak-anak Indonesia saat ini sudah mulai berkurang. Sebisa mungkin biasakan anak untuk tidur siang karena itu penting bagi anak.
Anak pada dasarnya senang bergerak. Belajar lebih efektif apabila terdapat hiburan, permainan, warna warni, berfikir positif, badan segar, dan emosi yang sehat. Kiat hidup sehat adalah dengan gembira.
G         : Gerak
E          : Emosi Cerdas
M         : Makanan Sehat
B          : Berdoa/Beribadah
I           : Istirahat yang Cukup
R          : Rukun dan Ramah
A         : Amal Sholeh

Jurus kiat untuk mendidik anak adalah komitmen yang kuat, peduli kepada anak, dan lain sebagainya. Pendidik yang profesional yaitu penyanyi, pendongeng, seniman, pelawak, pesulap, ilmuwan, dan sebagainya. Apabila orang tua dan guru kreatif maka anak akan menjadi kreatif juga. 70% orang tua belum mampu mengasuh anak dengan metode sekarang. Karakter adalah contoh pendidikan yang nyaman. Jangan sampai ada kekerasan terhadap anak. Semua anak butuh bahagia yaitu dengan mendidik penuh cinta. Pendidikan anak dari keluarga dan sekolah adalah yang utama.

0 komentar:

Posting Komentar