Minggu, 05 Mei 2019

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

0 komentar

A.      Fungsi Komunikasi Dalam Dalam Organisasi
Komunikasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam aktivitas suatu organisasi untuk memcapai tujuan yang ditetapkan. Ada beberapa fungsi dari komunikasi yang ada di organisasi, yaitu:
1.      Fungsi Informatif
Menyampaikan berbagai informasi, seperti peraturan kerja, kebijakan pimpinan, sosialisasi tujuan baik yang dibutuhkan karyawan maupun manajer, serta sebagai tanggapan.
2.      Fungsi Regulasi
Sebagai pengendali dan pengatur berbagai aktivitas yang ada dalam organisasi, misalnya berupa perintah (instruksi) serta laporan pertanggung jawaban.
3.      Fungsi Persuasif
Komunikasi berfungsi untuk mempengaruhi dan meyakinkan antara yang satu dengan yang lainnya agar mau mengikuti apa yang diinginkan oleh pihak yang mempengaruhi. Misalnya agar mengikuti perintahnya, menerima ide atau gagasannya, keselarasan/kesamaan dalam berfikir.
4.      Fungsi Integratif
Untuk menyatukan arah setiap bagian maupun setiap aktivitas yang dilakukan, sehingga organisasi sebagai sebuah system berjalan secara utuh dan terpadu dalam mencapai tujuan.

B.       Macam-Macam Komunikasi
Menurut Sagala (2007:118) komunikasi pokok yang terjadi di sekolah adalah komunikasi pembelajaran, yaitu aktivitas belajar mengajar, karena tanpa komunikasi proses belajar mengajar tidak akan dapat dilaksanakan.
Macam-macam komunikasi menurut Mohyi (2012:93) dapat dikelompokkan berdasarkan tempatnya, lambang yang dipakai, dan metode atau teknik yang dipakai.
1.      Berdasarkan tempatnya, terdiri dari:
a.       Komunikasi Internal (Internal Communication), yaitu komunikasi yang terjadi antara manajer dengan komunikan (pendengar) atau komunikasi antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain di dalam suatu organisasi. Komunikasi internal terdiri dari: 
1)      Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan atau komunikasi dari atas kebawah (down ward communication) dan dari bawah ke atas (up ward communication). Komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai komunikasi dua arah secara timbal balik antara pimpinan dan bawahan. Dimana dalam komunikasi ini, pimpinan memberi perintah, arahan, penjelasan, dan lainnya, sedangkan bawahan memberikan laporan, ide, ataupun saran kepada pemimpinnya. Komunikasi ini cenderung bersifat formal.
2)      Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara karyawan ataupun pimpinan yang memiliki tingkat jabatan sama, misalnya antara karyawan satu dengan karyawan yang lain. Komunikasi semacam ini dapat bersifat formal maupun non formal.
3)      Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal disebut juga komunikasi silang yaitu komunikasi antar karyawan yang memiliki tingkat kedudukan berbeda. Komunikasi ini dapat bersifat formal maupun non formal.
b.      Komunikasi Eksternal yaitu komunikasi yang terjadi antara karyawan atau personal lain yang mewakili organisasi dengan masyarakat atau lembaga yang berada diluar lingkungan organisasi tersebut. Komunikasi eksternal terdiri atas:
1)      Komunikasi dengan masyarakat sekitar (community relation)
Komunikasi ini adalah komunikasi antar personal yang mewakili organisasi dengan masyarakat sekitarnya. Komunikasi ini bersifat informatif yang berarti sekedar memberikan informasi, untuk menjalin kerjasama, maupun bersifat persuasif yaitu membujuk, misalnya promosi produk. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara:
a)      Secara langsung (face to face communication) atau tanpa media
b)      Secara tidak langsung atau menggunakan media, baik media massa maupun media non massa.
2)      Komunikasi dengan lembaga, instansi, atau organisasi lain.
Yaitu komunikasi antar organisasi atau personal yang mewakili organisasi dengan instansi, organisasi atau lembaga lain. Komunikasi ini dapat terjadi karena adanya suatu kepentingan antara kedua instansi, Lembaga, atau organisasi lain.
3)      Komunikasi dengan pers
Yaitu komunikasi yang terjadi antar organisasi dengan pihak pers, misalnya ada kepentingan tertentu seperti pemasangan iklan maupun menanggapi atau menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi dengan organisasi lain.
4)      Komunikasi dengan pelanggan
Yaitu komunikasi antara organisasi dengan para pelanggan, terutama terkait dengan pemasaran produk/jasa yang dihasilkan organisasi.
2.      Berdasarkan lambang yang digunakan
a.       Komunikasi verbal
1)      Komunikasi lisan
2)      Komunikasi tulisan
b.      Komunikasi non verbal
1)      Komunikasi dengan Gerak Isyarat (gesture)
2)      Komunikasi dengan Gambar
3)      Komunikasi dengan Warna

3.      Berdasarkan metode (Teknik) dalam berkomunikasi
a.       Komunikasi langsung
1)      Komunikasi antar personal
2)      Komunikasi dengan kelompok
a)      Kelompok besar
b)      Kelompok kecil
b.      Komunikasi tidak langsung
1)      Komunikasi dengan media masa
2)      Komunikasi dengan media non masa

Read more...

TEORI GAGNE

0 komentar

      1)      Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pemgetahuan, ketrampiloan,       kebiasaan, dan tingkah laku;
      2)      Belajar dalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.
Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi baru dalam bentuk “sensori-motor coordi-nation”. Kemudian ia memulai belajar berbicara dan menggunakan bahasa. Kesanggupan untuk menggunakan bahasa ini penting artinya untuk belajar.
Tugas pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan “sosialisasi“ dengan anak lain, atau anak dewasa, tanpa kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu.
Tugas kedua ialah belajar menggunaka simbol-simbol yang mkenmyatakan keadaan sekelilingnya, seperti: gambar, huruf, angka, diagram dan sebagainya. Ini adalah tugas intelektual (membaca, menulis, menghitung dan sebagainya). Bila anak sekolah sudah dapat melakukan tugas ini, berarti dia sudah mampu belajar banyak hal dari yang mudah sampai yang sangat kompleks.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapt dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “The domains of learning” yaitu:
           1)      Ketrampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu nkoordinasi dari berbgai gerakan badan, misalnya main bola, main tenis, mengemudi mobil, mengetik huruf R.m, dan sebagainya.
          2)      Informasi verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan menulis, berbicara, menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa  untuk mengatakan sesuatu memerlukan itelegensi.
          3)      Kemampuan Intelektual
Manusia berinteraksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar cara inilah yang disebut dengan “kemampuan intelektual”, misalnya membedakan huruf m dan n, menyebutkan tumbuhan sejenis.
         4)      Strategi kognitif
Ini merupakan organisasi ketrampilan yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berfikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditunjukan didunia luar, dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus.
         5)      Sikap
Kemampuan ini tidak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal sweperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar; tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berjalan dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Read more...

RUANG LINGKUP NON FISIK

0 komentar

      A.    Interaksi Peserta Didik
Menurut Achmadi dan Shuyadi (Djamarah, 1995: 98) interaksi adalah suatu gambaran sehubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. “Interaksi adalah saling mempengaruhi, hubungan timbal balik antara pihak tertentu misalnya antara guru dan murid”.
Peserta  didik  secara luas  adalah  orang  yang  menjalani  pendidikan dan  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan.  Dapat  juga  diartikan  dengan setiap  orang  yang  menerima  pengaruh  dari  seseorang  atau  sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Mengacu pada konsep pendidikan sepanjang masa atau seumur hidup, maka dalam arti luas yang disebut dengan peserta didik adalah siapa saja yang berusaha untuk melibatkan diri sebagai peserta didik dalam kegiatan pendidikan, sehingga  tumbuh dan berkembang potensinya, baik yang berstatus sebagai anak yang belum dewasa, maupun orang yang sudah dewasa.
Didalam proses interaksi peserta didik dalam ke belajar dibutuhkan sejumlah komponen-komponen atau unsur yang harus ada didalamnya. Dimana komponen-komponen itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam proses interaksi belajar, peserta didik dipandang bukan hanya sebagai objek pengajaran melainkan juga sebagai pelaku utama dalam proses belajar. Oleh karena itu, inti dan proses pengajaran tidak lain adalah aktifitas belajar siswa/anak didik dalam mencapai tujuan atau dengan perkataan lain bahwa dalam proses pengajaran atau proses interaksi belajar mengajar yang menjadi persoalan terutama adalah adanya proses interaksi  peserta didik yaitu proses dimana peserta  didik berubah tingkah lakunya melalui berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya.
Dari uraian diatas, maka interaksi peserta didik adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi antara, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan sesama peserta didik dimana interaksi tersebut bisa saling mempengaruhi.


      B.     Interaksi Peserta Didik dengan Guru
Interaksi yang dimaksud disini adalah terjadinya hubungan komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik. Seorang guru sebagai penutur atau komunikator dalam hal ini berkaitan dengan media yakni bahasa, harus menggunakkan bentuk tindak tutur direktif pada kegiatan pembelajaran sebagai proses interaksi dengan peserta didiknya. Hal ini bertujuan agar interaksi yang terjalin dapat berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya peserta didik dapat memberikan kontribusi pada suasana kelas yang diharapkan. Oleh karena itu, guru haruslah mempunyai karateristik-karateristik khusus yang dapat menunjang peran sebagai pengelola kelas, diantaranya:
1.         Peduli
Guru mendengarkan dan mencoba melihat sesuatu dari perspektif siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, dan membantu tugas sekolah dengan membuat tugas-tugas pembelajaran yang dapat dimengerti. Guru yang mampu membangun hubungan yang akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa dapat menciptakan iklim psikososial yang positif.
2.         Ketegasan
Hal ini bertujuan untuk melatih, meningkatkan dan menerapkan tanggungjawab atas tindakan-tindakan yang peserta didik lakukan. Selain ketegasan, seorang guru harus mempunyai karateristik yaitu penyabar.
3.         Modeling dan Antusiasme
Kepercayaan-kepercayaan guru terhadap pengajaran dan pembelajaran dikomunikasikan melalui modeling. Iklim kelas yang positif nyaris tidak mungkin terwujud jika guru menunjukkan ketidaksukaan atau kejenuhan pada topic yang dia ajarkan. Sebaliknya, jika topik-topik yang tampak biasa dan tidak menarik disajikan guru dengan antusias akan lebih memotivasi siswa.
4.         Harapan-harapan yang tinggi.
Dalam hal ini guru memperlakukan dengan sedikit lebih baik pada siswanya yang memiliki harapan-harapan yang tinggi daripada mereka yang harapan-harapan lebih rendah. Guru memberikan pada siswanya yang memiliki harapan yang tinggi penjelasan-penjelasan yang lebih jelad dan lebih banyak, mewajibkan jawaban-jawaban yang lebih lengkap dan akurat, dan lebih antusias dalam mengajar mereka. Lebih sering memuji siswa yang berharapan tinggi dan memberikan umpan balik lebih lengkap pada mereka.

Read more...

Kamis, 02 Mei 2019

MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW

0 komentar


A.    Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
Metode jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran aktif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang (materi disajikan peserta didik dalam bentuk teks) dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain. Tiap siswa mempelajari setiap bagian yang bila digabungkan akan membentuk pengetahuan yang padu. Para anggota dari kelompok asal yang berbeda bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali kepada kelompok asal dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompok nya apa yang mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya selanjutnya diakhiri pembelajaran. Peserta didik diberi kuis secara individu yang mencakup materi setiap peserta didik terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Jadi metode jigsaw merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan memanfaatkan kelompok asal dan kelompok ahli dalam mengembangkan materi yang diajarkan.
Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan materi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam metode jigsaw ini antara lain:
a.       Listening (mendengarkan), siswa aktif mendengarkan dalam materi yang dipelajari dan mampu memberi pengajaran pada kelompok aslinya.
b.      Speaking-student (berkata), akan menjadikan siswa bertanggung jawab menerima pengetahuan dari kelompok baru dan menyampaikannya kepada pendengar baru dari kelompok aslinya.
c.       Kerjasama setiap anggota dari tiap kelompok bertanggung jawab untuk sukses dari yang lain dalam kelompok.
d.      Refleksi pemikiran dengan berhasil melengkapi, menyelesaikan kegiatan dalam kelompok yang asli, harus ada pemikiran reflektif yang menerangkan tentang yang dipelajari dalam kelompok ahli.
Pada proses pembelajaran Jigsaw peserta didik dituntut aktif dalam proses belajar mengajar, peranan guru hanya sebagai fasilitator. Metode ini merupakan metode yang menarik untuk digunakan karena materi yang disampaikan tidak harus urut dan peserta didik dapat berbagi ilmu dengan peserta didik lainnya. Dengan ini siswa akan selalu aktif dan menambah kualitas prestasi belajarnya, guru dapat memonitor pemahaman peserta didik, pembelajaran bisa lebih terarah, dan juga peserta didik bisa mengembangkan kemampuan diri sendiri dengan cara diskusi-diskusi dan latihan soal.
B.     Langkah-Langkah Metode Jigsaw
Langkah-langkah yang dipersiapkan dalam metode jigsaw sebagai berikut:
1.      Materi memilih satu atau dua bab, cerita atau unit-unit lainnya, yang masing-masing mencakup materi untuk dua atau tiga hari, kemudian membuat sebuah lembar ahli untuk tiap topik. Lembar ahli ini akan mengantarkan kepada siswa untuk berkonsentrasi saat membaca dan dengan kelompok ahli yang akan bekerja. Lembar ini berisi empat sampai enam topik.
2.      Membagi siswa ke dalam kelompok asal Membagi siswa ke dalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai enam anggota, tim tersebut terdiri dari seorang siswa yang berprestasi tinggi, berprestasi sedang dan yang berprestasi rendah.
3.      Membagi siswa ke dalam kelompok ahli Kelompok ahli diambil dari kelompok asal yang berbeda, apabila jumlah siswa lebih dari enam maka kelompok ini dibagi menjadi dua supaya lebih maksimal.
Langkah-langkah praktis pelaksanaannya sebagai berikut:
1.      Persiapan
a.        Guru memilih materi yang bisa dipecah atau disegmentasikan dalam beberapa bagian
b.       Menjelaskan sistem belajar yang akan dipakai
c.        Membentuk home teams sebagai kelompok asal
d.       Membentuk expert teams yang terdiri dari anggota-anggota kelompok yang mempelajari segmen yang sama dalam home teams masingmasing.
2.      Pelaksanaan
a.       Setelah siswa terbagi dalam beberapa kelompok, tiap segmen materi diberikan pada siswa dalam home teams.
b.      Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari “bagian” nya secara mendalam dengan expert teams, yakni siswa yang mempelajari segmen yang sama.
c.       Guru selalu memantau proses belajar siswa dalam tiap kelompok ahli sebagai bahan evaluasi bagi proses kelompok dalam kelas maupun untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa.
d.      Setelah proses belajar dalam expert teams usai, masing-masing siswa kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan apa yang telah didapat dari hasil belajar bersama anggota expert teams. Di dalam home teams siswa saling belajar dari rekannya mengenai segmen materi yang berbeda-beda.
e.       Guru berfungsi sebagai fasilitator yang selalu mengawasi dan mengarahkan transisi kelompok agar suasana kelas tetap terkendali.
3.      Penyelesaian
Guru memberikan evaluasi terhadap proses kelompok dan juga pemahaman mereka terhadap materi

C.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw
1.      Kelebihan Metode Jigsaw
a.       Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar secara individu
b.      Pendapat yang dituangkan secara bersama lebih meyakinkan dan lebih kuat dibandingkan pendapat perorangan.
c.       Kerja sama yang dilakukan oleh peserta didik dapat mengikat tali persatuan, tanggung jawab bersama dan rasa memiliki (sense belonging) dan menghilangkan egoisme.
2.      Kekurangan Metode Jigsaw  
a.       Metode ini memerlukan persiapan-persiapan yang lebih rumit daripada metode lain sehingga memerlukan dedikasi yang lebih tinggi dari pihak pendidik.
b.      Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan dan tugas akan lebih buruk.
c.       Peserta didik yang malas, memperoleh kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu

Read more...

Rabu, 01 Mei 2019

TEKNIK EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SERTA PENGEMBANGAN INSTRUMEN NON TES

0 komentar

Evaluasi program pendidikan dan pembelajaran evaluasi non tes umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok. Teknik non-tes terdiri atas: (1) observasi, (2) wawancara, (3) angket, (4) pemeriksaan dokumentasi, (5) sosiometri, dan (6) portofolio.
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi pendidikan yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional terkait fenomena-fenomena yang diselidiki. Tujuan utama dari adanya observasi yakni mengumpulkan data dan informasi tentang fenomena-fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan dalam situasi yang sesungguhnya.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat yang dapat dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan narasumber. Wawancara langsung yakni wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung ialah saat pewawancara menanyakan sesuatu melalui perantara orang lain (tidak langsung kepada narasumber). Tujuan utama dari diadakannya wawancara yakni: (1) untuk memperoleh informasi guna menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu, (2) untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah, serta (3) untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatannya, dan lain-lain.
Sedangkan dokumentasi yang berasal dari kata dokumen, memiliki arti sebagai suatu kegiatan di mana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Melalui analisis dokumen data pribadi, di samping memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang pribadi siswa, juga dapat membantu guru untuk memberikan bimbingan belajar yang optimal dan mengarahkan ke pilihan karier jabatan di masa depan.
Teknik sosiometri merupakan teknik non tes yang digunakan untuk menelaah struktur hubungan sosial di antara siswa di dalam kelas tertentu di sekolah. Ditinjau dari langkah pelaksanannya, metode sosiometri dapat dilaksanakan melalaui tiga tahap, yakni memilih teman, pentabelan (tabulating), dan pembuatan peta (diagramming). Bila ditinjau dari fungsinya, data sosiometri dapat dianalisis melalui beberapa cara yaitu matrik pemilihan sosiometri (sosiometric cholice matrices), sosiogram (sosiograms), dan indek sosiometri (sosiometric indices).
Pengertian portofolio di sini yakni sebagai suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Dalam pembelajaran, portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.

Read more...

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

0 komentar

Teknik Evaluasi Program Pendidikan dan Pembelajaran serta
Pengembangan Instrumen Tes (Teknik Tes dan Menyusun Instrumen Tes)

Teknik tes merupakan salah satu evaluasi untuk program pada pendidikan, ada beberapa teknik tes yang dapat kita ketahui yakni teknik tes subjektif, teknik tes obyektif dan teknik tes perbuatan.
Tes objektif digunakan untuk mengukur penguasaan siswa pada tingkatan terbatas. Ruang lingkung cenderung luas, tetapi tidak menuntut penalaran siswa. Tes objektif dibedakan lagi atas beberapa macam, yaitu: tes benar salah (true false), tes pilihan ganda (multiple choice), tes menjodohkan (matching), tes melengkapi (completion), dan tes jawaban singkat (short answer).
Teknik tes subjektif juga dikenal dengan sebutan tes esai (uraian) merupakan suatu bentuk tes kemajuan belajar yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dimana membutuhkan jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Tes subjektif dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bentuk bebas dan tes uraian terbatas
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peseta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk, seorang guru menilai seorang peserta didik, seorang guru menilai sekelompok peserta didik, sekelompok guru menilai peserta didik, serta sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
Jenis-jenis tes yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan jenis tes ini tergantung dari kebutuhan seorang guru untuk melakukan penilaian terhadap para peserta didik. Selain itu, juga disesuaikan dengan aspek apa saja yang akan dinilai dan materi apa yang telah dipelajari. Setiap jenis tes tentunya memiliki penerapan yang berbeda pula pada setiap tingkat sekolah. Misalnya saja pada tingkat sekolah dasar, seorang guru melakukan tes dengan menggunakan jenis tes lisan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentu guru tersebut harus menyesuaikan pertanyaan yang akan diberikan dengan tingkat kemampuan siswa sekolah dasar yaitu dengan menyuruh siswa untuk membacakan surat-surat pendek yang telah diajarkan.
Pada intinya penggunaan jenis tes harus disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat sekolah, dan aspek lain yang dibutuhkan, sehingga dalam pelaksanaannya akan berjalan dengan efektif dan efisien untuk mencapi tujuan yang hendak dicapai. Selain itu, penyusunan tes dan penskoran juga berbeda pada setiap jenis tes yang diberikan. Untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi dikalangan siswa, maka jenis tes lisan sangat cocok untuk diterapkan. Dengan tes lisan, guru dapat secara langsung mengetahui kemampuan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan sehingga akan terlihat mana siswa yang benar-benar memahami materi yang telah disampaikan dan mana yang belum.

Read more...

Jumat, 26 April 2019

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

0 komentar

Narasumber     : Dr. Umi Dayati, M.Pd

Masyarakat yaitu suatu kumpulan yang memiliki kesepakatan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bersahabat yang penuh dengan kasih sayang. Masyarakat dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang menjaga karakter dari dahulu. Individu dapat merubah masyarakat. Lingkungan berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku, misalnya apabila seorang individu berkumpul dengan orang-orang yang malas, maka individu tersebut akan ikut malas juga. Tebarkan aura-aura positif kepada lingkungan. Masyarakat merupakan kumpulan orang dengan aura-aura positif maka kumpul dengan orang-orang yang seperti itu. Mulai perubahan dari diri sendiri kemudian lakukan perubahan pada masyarakat.
Tetapkan 2 karakter yang harus ada dalam diri dari semua karakter yang harus ada. Tanamkan etika menjadi karakter pertama dalam keluarga karena hal tersebut dapat menjadi suatu kebiasaan meskipun sedang tidak berada pada lingkungan keluarga. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dapat bekerja sama dalam memberikan pendidikan karakter jika tidak maka akan terjadi kemunduran pada karakter yang telah ditanamkan.
Breaking system saat ini telah dirusak dengan adanya video-video porno sehingga anak menjadi kecanduan yang dapat merusak pemikiran. Apabila dibiarkan maka nantinya akan muncul pemimpin yang tidak tahu halal dan haram. Maka dari itu perlu adanya pendidikan sex agar anak mengetahui batasan-batasan yang tidak boleh dilewati oleh seorang anak. Karakter otak dan watak adalah sesuatu yang tidak dapat diubah.
Selain itu, saat ini perilaku manipulatif sedang berkembang yang menyebabkan kerjasama yang tidak baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kita dapat mempengaruhi masyarakat apabila kita dapat mempengaruhi diri kita sendiri. Membentuk suatu karakter berasal dari geo sosial dan kultural yang ada.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang ramah, pertahankan dan jangan sampai dirusak. Selesaikan tugas perkembangan anak sebelum kognitifnya, jangan sampai perkembangan anak tersebut salah tempat. Pendidikan pada hakikatnya untuk menjadikan manusia yang terang hati dan pikiran. Masyarakat bermacam-macam dan berbeda-beda sehingga perlu adanya adaptasi sosial, akulturasi, dan empati. Membingkai masyarakat sulit karena merupakan masyrakat yang besar.
Tri pusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Perlu adanya sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari tri pusat pendidikan tersebut, presentase perannya yaitu pendidikan sekolah 20%, pendidikan masyarakat 20%, dan pendidikan keluarga 60%. Meskipun pendidikan sekolah dan masyarakat memiliki presentase yang kecil tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap anak. Keluarga adalah pendidik utama dan pertama bagi anak.
Perilaku anak dibingkai dari masyarakat sendiri, apabila tidak baik maka dalam beberapa tahun kemudian anak akan meniru perilaku yang tidak baik tersebut. Sinergi itu penting. Otak bawah sadar anak adalah meniru karena terpasang semua potensi hidup yang dimunculkan dalam bentuk sikap dan lain-lain. Proses penanaman karakter dimulai dari pembentukan, pengembangan, dan pemantapan.

Read more...